6.07.2005

Twist of Fate





Entah kayak apa perasaan Martunis.
Bocah umur 8 tahun korban tsunami itu gak "cuma" keilangan Ibu, kakak, dan adiknya.
Dia sendiri nyaris keilangan nyawa setelah 3 minggu terkatung-katung di laut lepas.
Bertahan idup dari mie intsant dan air mineral yang kebawa ke lautan.

Tapi nasib buruknya dipelintir abis sama baju yang dia pake.

Kalo gak gara-gara kostum "palsu' timnas Portugal no 10 nya Rui Costa yang dia pake waktu dia diselametin, dia gak bakal diliat sama Christian Ronaldo di TV.

Dan berarti dia kemudian gak akan dikasih rumah sama Luis Felipe Scolari, pelatih timnas Portugal.

Dia gak akan dikasih isi rumah lengkap dari pemerintah Portugal

Dia gak akan akan dikasih sumbangan uang sekitar Rp 460 juta sama federasi sepakbola Portugal.

Dia gak akan punya kostum timnas asli bernomor punggung 1 dengan nama Martunis, lengkap dengan tanda tangan semua pemain timnas Portugal mulai dari Ronaldo (Man U), Figo (Real Madrid), Deco (Barcelona), sampai Paulo Ferreira (Chelsea).

Dia gak akan digandeng sama Luis Figo ke tengah lapangan sebelum pertandingan kualifikasi Portugal vs Slowakia, salaman sama Presiden FIFA Sepp Blatter, dan nonton pertandingan yang dimenangin sama Portugal 2-0 itu dari tribun kehormatan duduk di sampingnya Manuel Rui Costa, pemain favoritnya....!

Kadang Forrest Gump memang ada benernya.
Kita gak bakal pernah tau apa yang bakal kejadian sama idup kita.
Mau keplintir jadi buruk atau jadi baik (atau keplintir buruk dan dipelintir balik jadi baik, kayak Martunis), batasnya emang tipis.

Setipis skenario buruk George Lucas yang mlintir Anakin jadi Vader dalam sekejapan jari berpaling dari Force ke Dark Side...
(gak worth sama penantiannya, jooo)

Setipis batas antara apatis, gak nasionalis, sama think big-nya seorang pengarah kreatif agensi lokal
(Masih geleng-geleng ke Bucin... =^p)

Setipis jawaban dokter, insinyur, dan pilot, jaman kecil ditanya cita-cita kita.
(gedenya toh jadi kuli iklan, DJ, atau socialite)

Setipis semangat gue tetep kerja di industri ini....

Terinspirasi obrolan sama Yenny, obrolan sama Mimin, debat kusir sama Bucin di milis, Star Wars 3: Revenge of the Culuns, dan the un-opportunist Martunis


meja XCR yang bentar lagi gak ditempatin oleh empunya
070605
takjub. takut. taktau.

6.03.2005

Miracle





Ada yang merhatiin gak kenapa waktu Sheva
--pemain paling gue kagumi skillnya saat ini--
gagal ngeksekusi penalti malem itu, gak ada cahaya dari langit yang turun menyorot ke bumi?

Atau waktu W. Max Felt kemaren ngebuka jatidirinya sebagai Deep Throat,
--tokoh sentral pembocor kasus Watergate--
setelah 30 tahun bungkem, gak ada gempa bumi atau suara menggelegar dari langit.

Padahal, buat gue, jelas-jelas dua hal tadi itu sebuah mukjizat yang gak bisa gue percaya.

Gimana mungkin European Footballer 2004 gagal mencetak gol dari seorang kiper tolol langganan blunder!!?

Gimana mungkin orang normal bisa sekuat itu dan selama itu nyimpen rahasia.
(Kebayang banget kalo gue jadi Deep Throat, 2 menit berikutnya seluruh dunia udah tauk, kali!!)

Di jaman sekarang emang ternyata mukjizat datang dengan cara yang beda.
Lebih sering tanpa scene-scene dramatis kayak ray of light atau suara-suara nggema di film-film.

Kadang dateng dengan bisik-bisik.

Kadang dateng dengan tangisan menggelegar.
Seperti 6 bulan lalu waktu kamu dateng di dunia, dik.

Sampe sekarang pun kehadiranmu masih jadi mukjizat di tiap malam.

Di tengah tsunami kerjaan yang memuakkan sepanjang 2 minggu belakangan ini....

Hhhhhh....


Meja XCR dgn tumpukan barang-barang gak karuan--entah punya sapa aja. CHAAAAT!!
030605
pitch.current.hoeeek.