6.27.2015

#DwidayatourTripToAussie #1:
Menguji Kejantanan di Australia (part 1)

“you can judge people by their bathroom”

Entah kenapa gue adalah orang yang percaya dengan ungkapan itu.
Meski gue gatau ungkapan itu aslinya emang ada atau enggak, karena ya baru gue bikin sesaat sebelum nulis postingan ini.

Hahahaha…

Etapi beneran.
Kayak misalnya pas gue masuk kamar hotel, yang pertama akan gue cek adalah kamar-mandinya. Kalo kamar mandinya oke, biasanya yang lainnya langsung bisa dengan mudah gue terima.

Tapi selama seminggu gue ikut #DwidayatourTripToAussie sik Alhamdulillah ngicipin 4 hotel berbintang jadi gak perlu pake ngintip kamar mandinya dulu. Karena udah pasti oke lah yaaaa.
Dua malam pertama kami nginep di Mercure Sydney, lalu dua malam di ParkRoyal Darling Harbour, kemudian semalem di Crowne Plaza Hunter Valley dan malem terakhir di Blue Oaks Hotel & Resorts di Nelson Bay, Port Stephens.


Mercure letaknya di pusat kota cukup strategis tepatnya di George Street, Ultimo, sekitar 20 menit dari bandara. Gak heran banyak dipake sama air crew maskapai2 luar untuk nginep. (Iya di lobby banyak ketemu mbak-mbak pramugari J )

Belakang hotel ada terminal bis dan juga stasiun kereta. Di sekitar hotel pun ada beberapa fast food kayak KFC, McD dan juga café-café dan bar-bar. Malam pertama gue sempet ketemuan sama Yance temen SMA yang udah hampir seperempat abad gak ketemu. Kita jalan kaki dan ngebar di sekitar situ.

ParkRoyal Darling Harbour ini hotel bagus dan gak jauh sebenernya dari Mercure, jadi di pusat kota juga. Jalan kaki dikit udah sampe di Darling Harbour jadi kalo ke lokasi Vivid Sydney pun juga gak jauh. 

Di samping hotel ada Bistro & Bar kecil namanya Abode. Gue sama Ariev sempet ngupi2 cantik janjian sama Bli Adit @commaditya di situ. Di hotel mereka nyewain sepeda juga, jadi kalo males jalan --seperti layaknya turis-turis Indonesia yang males jalan, bisa ke mana-mana naik sepeda karena dari situ itungannya gak terlalu jauh ke mana-mana. Pun jalanan Sydney sangat bersahabat sama sepeda, jangan bayangin kayak Jakarta :D. 

Meski itungannya ya mayan mahal sik sewa sepedanya... 

Crowne Plaza Hunter Valley, itu hotel yang seru. Letaknya memang bukan di Sydney tapi di Hunter Valley, sekitar 2 jam perjalanan darat dari Sydney. Tempatnya tuh di tengah-tengah kawasan perkebunan anggur. Selain hotel mereka juga punya resorts, jadi arealnya tuh luassss banget. Gue, Yulia (PR-nya Dwidaya), Rianti & Cas sempet sepedaan malem-malem berempatan. Di tengah angin dingin winter gitu, sok-sokan. Di sini sewa sepeda gratis jadi bebas mau pake kapan aja. Sayang karena bukan peak season areal resortnya sepi jadi ya spooky juga!

Blue Oaks Hotel & Resort ini letaknya di Nelson Bay, kota kecil sebelah utara Sydney kira-kira 2,5 jam perjalanan. Nama wilayahnya Port Stephens. Asli kotanya kecil banget.  Jam 9 malem udah kayak kota mati di komik-komik Lucky Luke gituh. Tapi memang gak usah di kota kayak Nelson bay ini, sebenernya Sydney pun toko-toko tutup jam 6. Biasanya yang masih buka tinggal bar dan fast food resto aja.

Tapi hotelnya asik. Meskipun ada di kota kecil tapi kamarnya oke, poolnya pun memanjang ngelewatin kamar-kamar gitu. Sayang kita gak punya cukup waktu untuk ngerasain poolnya... (gaya lo Seeeeq... kayak bisa berenang ajaaa)

Lokasinya pun deket dari KFC dan McD, dan juga supermarket Wollworths. 

Oke balik ke soal kamar mandi.
Ada satu hal yang menarik perhatian gue selama di Australia, yaitu soal toilet umum di sini. Urinoir alias tempat laki-laki buang air kecil di sini, kondisi antar “pelaku” sebelah-bersebelah rata-rata tak berpartisi. Baik yang bentuknya “berjemaah” kayak tempat wudhu, maupun yang individual. Desain urinoirnya memang cenderung eksibisionis. Memungkinkan “antar pelaku” pipis saling mengintip lawannya. :DD

Oleh karena itulah gue berkesimpulan, para laki-laki Aussies pada dasarnya suka saling menguji kejantanan. Dan bisa jadi itu diawali dengan kompetisi di toilet, saat pipis. :D
Meski mungkin itu kesimpulan yang naif bin tolol, tapi gue setengah percaya dengan kesimpulan gue sendiri.

Apalagi  ketika menjalani beberapa aktivitas yang ada di itinerary selama seminggu trip. Makin jelaslah betapa banyak uji kejantanan yang terjadi di Aussie. Padahal dari 14 peserta trip, laki-lakinya cuman 3 orang: Cas Alfonso (Suami Rianti Cartwright), Ariev Rahman, dan gue. Tapi perempuan-perempuannya ternyata juga pada jantan2! :D

Sydney Bridge Climb

Di Path dan Facebook gue menulis panjang lebar soal ini. Soal fobia ketinggian gue dari kecil. Mungkin buat yang gak temenan di Path/FB, gue coba copas di sini:


Bayangin aja, udah gue salah satu dari  hanya dua laki-laki peserta Bridge Climb, eh paling gede pula badannya, tapi paling ndredheg pas manjat! Tapi uji kejantanan melawan fobia ketinggian memang pantas dan terbayar sik. View dari atas jembatan itu bener-bener bagus. Gak heran selebriti-selebriti internesyenel pun pada nyobain juga.


Malah kata leader kita, Alessandro, dia baru beberapa hari lalu nganter satu tim Tottenham Hotspurs naik, termasuk Harry Kane. Leader kita kebetulan org Aussie berdarah Italia dan sama-sama fans Liverpool kayak gue. Jadi kedatengan pemain2 EPL berasa surreal banget buat dia hahaha. Emang kebetulan di beberapa minggu itu Spurs dan Chelsea tour ke Sydney main lawan Sydney FC.

(to be continued)

---

#DwidayatourTripToAussie terselenggara atas kerjasama Destination NSWQantas dan Dwidayatour