7.25.2007

Euphoria Senayan







“Plaza Senayan Memerah!”
Mungkin itu yang jadi headline di Kompas kalo gue jadi wartawannya.

Hari itu tim “TKI” Indonesia bertarung lawan tim “Majikan” Arab Saudi di ajang Piala Asia 2007. Di jalan menuju Gelora BK, temen gue dah kasih statement:
“Seri aja udah ajaib”

Semua tahu hasil akhir hari itu.
Timnas kita kalah TRAGIS dengan skor 1-2, lewat gol menit ke 3 dari 4 menit injury time babak kedua.
Tragis karena timnas asuhan Kolev maen bagus.
Tragis karena satu menit lagi timnas bisa dapet 1 poin dan memimpin grup D (yang isinya macan Asia semua: Korsel, Arab Saudi dan Bahrain!!—note: Korsel dan Arab Saudi langganan Piala Dunia dan Bahrain adalah juara Piala Teluk)
Tragis karena itu terjadi di depan 80 ribuan supporter Indonesia.

Ya.
80 ribuan supporter.
Lintas generasi, gender, dan kelas sosial.

Malam itu ribuan di antaranya memarkir mobil-mobil bagusnya di parkiran PS (termasuk gue dan teman-teman—yang mobilnya gak bagus2 amat :p ), Hotel Century, Hotel Hilton, Hotel Mulia dan tempat-tempat “kelas urban” lainnya di sekitaran Senayan.
Gak pernah terjadi sebelumnya.

Terakhir nonton di Gelora BK adalah semifinal 1st leg Piala Asean 2004 (saat itu namanya masih Piala Tiger) lawan Malaysia—dan kita kalah 1-2 pula! (meskipun akhirnya kita lolos ke final krn di 2nd leg di Malaysia, Boaz Sollossa dkk membantai mereka 4-1 dan akhirnya antiklimaks karena kalah lawan Singapura di final—gue lupa skornya berapa)

Saat itu bisa dihitung jarilah yang parkir di PS.
Stadion sih cukup penuh.
Tapi rasanya ketebaklah komposisi kelas sosial, generasi dan gendernya.

Kembali ke partai Indonesia-Arab.
Hari itu gue ngeliat pasangan suami-istri bawa 2 anaknya yang kurang lebih berumur 5-7 tahunan.
Hari itu gue ngeliat ada pasangan muda, yang ceweknya memakai sepatu hak tinggi. (sumpah mampus!)
Hari itu gue ngeliat scoring board menunjukkan 1-2 di akhir pertandingan, tapi penonton masih berdiri tegak, bertepuk tangan, sambil meneriakkan “Indonesia”
Hari itu gue ngeliat sebuah euphoria total!

Konon kejadian itu berulang di partai hidup mati grup D lawan Korsel, yang gak bisa gue tonton langsung karena kick off jam 17.20 dan akhirnya “cuma” gue tonton di TV kantor. Tapi euphoria yang sama pun berasa di sini.
Perempuan-perempuan kantor yang biasanya tertarik bola cuma karena David Beckham dan muka-muka ganteng lainnya, tiba-tiba ikut mengerumun di TV kantor. Ada sih yang tetep cuek, tapi tetep sesekali lewat dan nanya:
“kalah ya?”
(Pertanyaan klasik kalo timnas bermain)

SMS-SMS komentar masuk ke HP gue-- tetep sih dr “gank bola”-- tp sesekali muncul dari kakak gue cewek dan beberapa orang yang gak pernah ngebahas bola sama gue.

Gue dapet kabar malah beberapa kantor mulangin karyawannya supaya bisa pada ke Gelora. Malah ada Dirut BUMN yang beli puluhan tiket VIP buat dibagi ke karyawan (dan karyawati!) nya yang mau ndukung langsung.

Semua orang tiba-tiba jadi ngebahas timnas Indonesia.
Semua orang tiba-tiba merasa bangga karena nonton langsung ke Senayan.
(termasuk Bucin ! :p )
Semua orang tiba-tiba pengen jadi bagian dari euphoria itu.

Ingatan gue tiba-tiba melayang ke masa 1998.
Gue dan temen gue anak-anak PL meski sebagian masih mahasiswa tapi kita nginep di DPR/MPR bukan atas nama jaket kampus. Kita di sana atas nama LSM Suara Ibu Peduli (nyokap gue sempet khawatir dengan keselamatan gue dan melontarkan pernyataan kocak: “Ikut suara IBU PEDULI tapi kok gak PEDULI sama perasaan IBUnya sendiri!” :P )

Di sana kita mbantuin temen-temen mahasiswa dengan supply makanan, perlengkapan mandi, perlengkapan tidur dan keperluan2 lain yang mereka butuhkan. Kita ikut “nemenin”lari-larian dan siaga merah waktu beredar isu Kopassus dipimpin langsung Prabowo sedang menuju ke situ dan bermaksud men-Tiananmen-kan mahasiswa.

Akhirnya kita semua tahu. Soeharto mengundurkan diri.

Tiba-tiba saja euphoria menyeruak di DPR/MPR (masih di senayan juga kan ya?),
Gue yang saat itu lagi pulang ke rumah untuk mandi (dan menentramkan hati nyokap :P) langsung kemudian balik lagi ke DPR/MPR. Gue ditemenin sama Sarah (yang sekarang jadi bininya Art Director paling ganteng seadvertising – Diki :p ) yang juga mau ikutan liat situasi DPR/MPR.

Tapi apa yang terjadi?

Gue dan Sarah nyaris gak bisa masuk lagi ketemu temen-temen gue.
Karena ternyata satu Jakarta tiba-tiba pengen dateng ke MPR / DPR.
Karena tiba-tiba satu Jakarta pengen nyumbang nasi bungkus.
Karena tiba-tiba satu Jakarta pengen ambil bagian dari euphoria.

Kami yang tadinya suka kehabisan supply makanan tiba-tiba harus mencari ruangan khusus untuk menampung nasi bungkus yang menggunung karena oversupply dari orang-orang. Nasi yang harusnya disimpan dan dikeluarkan secara first in first out, akhirnya sebagian sampai busuk karena manajemen penyimpanan kita yang kurang jago. Alhasil kita harus menyortir gunungan nasi bungkus, yang mana yang busuk dan mana yang layak dimakan.

Temen gue, Ochay dan Maesa yang ikutan nyortir nasi bungkus “cuman sanggup” sampai belasan bungkus.

“busuk…enggak…enggak…busuk…enggak..busuk…mmm busuk…enggak…eh…enggak apa busuk ya…mmmbusuk kali…enggak…mungkin…joooo idung gue dah mulai rancu gak bisa bedainnnnnnn!!”
:))

Ngeliat dua fenomena itu tiba-tiba gue sadar, bahwa kita orang Indonesia sebenarnya bisa bersatu ketika kita punya satu tujuan yang sama.
Sebuah modal besar untuk menjadi lebih baik.
Nggak peduli gender, nggak peduli kelas sosial, nggak peduli generasi.

Belajar dari Senayan 1998, masalahnya cuman satu.
Gimana ngejaganya supaya gak jadi euphoria sesaat…

*dedicated to Indonesia yang bentar lagi ulangtahun ke 62


ayo ayo ayo…ayo Indonesia…
kuingin…
kita harus menang…
- Suporter Indonesia ~ Ayo Indonesia (2007)




-----
WRAPPED
All Season 3



WRAPPED
Disc 3 Season 3




Meja Adwork yang klibcanya gak nambah2 saldo.
250707
Ayo.Ayo.Kapan?

4 comments:

Anonymous said...

Gak semua, Sek mau ke DPR/MPR thn 98. Gue lagi sibuk bengong di Regal PIM, mau nyontek skripsi apa gak yaaa? Sambil sesekali curi2 pandang ke cewek2 yang dateng...jomblo, jek! :p

Anonymous said...

.. ...

Anonymous said...

'Sek, inget Mba' Dewi sama anaknya, Indigo, kalo nggak salah? BTW, di MPR/DPR itu awalnya bukannya bantuin medikal, sok2an GPA gitu...?

Blogger said...

Did you know that that you can generate money by locking special pages of your blog or website?
Simply open an account with CPALead and embed their Content Locking tool.